well

Thursday 10 February 2011

cerita ini berdasarkan kisah nyata lho. antara aku dan dia... baca ya.....
Mentari Ku

Cuaca begitu gelap di pagi ini, padahal waktu telah menunjukan pukul 09.00 pagi. Rintik-rintik hujan pun mulai turun membasahi bumi ini, seakan-akan alam pun tahu begitu gelapnya hati ini dan selalu di hujani oleh air mata penyesalan dan kehancuran.
Kuraih bingkai dengan ukuran foto 2R itu, disana terlihat indahnya mentari pagi yang menyambut senyum indah dibibir mungilnya. Dia memang sangat cantik. Bodohnya aku yang tidak dapat menjaga hatinya.
“tok...tok...tok...” suara ketukan itu membuyarkan lamunan ku. “ Juna bangun dong, dah siang nih, mau ke kampus gak sih..?”, Terdengar suara Galuh dari luar kamar ku, Galuh adalah sahabat ku dan juga Shinta adalah mantan kekasih ku.
Dengan langkah lunglai ku letakkan kembali foto Shinta dan mengambil tas ku untuk pergi ke kampus.
Sesampai di kampus, hati ku sangat teriris, perih seakan tak ada arti lagi, ku punya hati tidak pantas rasanya diri ini. Ku melihat Shinta dengan senyum sederhananya, dan dia menyapaku. “masih pantaskah aku, kau sapa..?” tanyaku dalam hati, setelah begitu teganya aku menyakiti hati mu, menodai ketulusan, sayang dan cinta mu kepada ku.
“Eh, Bro...what happen..?”
“ayolah itu dia, please kejar Shinta..!” Perintah Galuh seraya menepuk pundak ku.
“Luh, aku rasa kamu tahu, itu sudah tidak mungkin banget..! ”
“Aku ini cowok naif, cowo egois, cowok jahat..”
“ Aku bukan orang yang pantas buat gadis berhati tulus sepertinya” Kata ku pada Galuh.
Galuh memang sahabat terbaik ku, dia selalu ingin orang-orang disekitarnya dapat bersikap optimis dan jangan pernah menyerah.
“ Jun....Kita ini hanya manusia biasa yang tidak lepas dari kesalahan, so please....temui dia sampaikan rasa maaf mu, ungkapkan rasa sayangmu”
“ Kau perlu tahu, tidak semuda membalikan telapak tangan untuk dia melupakan kebahagiaan hubungan kalian, Ok..! Semangat...”
Kata-kata Galuh seakan membangkitkan ku dari keterpurukan yang sangat mendalam.
Malam pun tiba jam menunjukan pukul 07.00 p.m, perasaan ku semakin gundah tidak beraturan, malam ini aku berniat untuk menemui Shinta, aku ingin meminta maaf dan menjelaskan semuanya. Tapi, entah bagaimana aku semakin kehilangan rasa percaya diri ku, setelah mengingat begitu teganya aku menyakitinya, menyakiti ketulusan hatinya hanya keegoisan dan....
“Braaak” tiba-tiba pintu kamar ku terbuka, ku dapati Galuh berdiri dengan rapinya. “Mau kemana kamu..?” Sapa ku padanya,
“Tumben rapi banget”.
“Ayolah Bro, malam minggu gitu, jalan yuk,... Banyak cewek cantik diluar sana..! Kata Galuh
“Bagi aku hanya Shinta cewek terbaik di dunia ini,Ok!” kata ku seraya menutupi kepalaku dengan bantal, pengat rasanya mendengar ocehan Galuh.
“Well...well...well, terserah deh yang jelas, aku dah ngajak kamu, bye bye!” Kata Galuh seiring dengan kepergian langkanya.
Minggu pagi yang...lagi-lagi aku dikecewakan dengan mendungnya langit, dimana langit biru tak dapat aku temui lagi. Semakin sakit rasanya hati ini seakan dunia pun mengutuk ku atas kesalahan ku.
“Parapapam...parapapam...parapapam...” HP ku berdering menandakanadanya sebuah pesan masuk, ku raih HP ku dan dengan mata berbinar-binar ku temui sebuah nama “Shinta” dia mengirimkan pesan singkat untuk ku.
“hai, jangan lupa makan ya...!
Keep smile always J
“Galllluuuhhh........” teriak ku dengan bahagia.
“Ayo bangun, ayo cepat buka mata kamu, kamu harus baca ini”
“Apaan sih, ganggu aja..!” kata Galuh seraya menarik HP ku
“Hello..hanya pesan singkat gini saja.. repot...”
“Udah ahh, ngantuk ini..” kata Galuh.
Denagn langkah bahagia ku tinggalkan Galuh dan menuju kamar ku “Akhirnya, aku tahu pasti dia masih care ma aku”, kata ku dalam hati.
Hari sudah mulai gelap, seperti malam-malam biasanya, aku hanya bisa memandangi sosok manis Shinta yang bertengger di layar kaca laptop ku.
“Eh, Ar...kamu kenapa sih, akhir-akhir ini kayak gak semangat hidup gini..?, Cerita dong..!” kata Galuh yang tiba-tiba muncul di pintu kamar ku.
“ngagetin aja kamu..!” jawabku.
“Sebenarnya masalah mu ma Shinta apaan sih..? kok sampai hubungan kalian seperti ini..?” Tanya Galuh dengan seribu tatapan ingin tahunya.
“huufftt”, dengan nafas berat ku coba untuk menceritakan kembali kejadian dimalam itu, ditengah keramaian balai kota.
“Ini bermula saat malam itu, aku sedang dinner bareng dia, tiba-tiba HP ku berdering dan Shinta dengan gesit merampasnya dari tangan ku, dan ternyata itu pesan dari Cindhy”.
“Siapa Chindy..?” tanya Galuh memotong cerita ku.
“Chindy adalah seorang gadis SMA dan dia juga adalah pacar aku” jawabku lirih dan perih rasanya hati ini.
“Apaaaa..??” teriak Galuh tiba-tiba.
“Tega-teganya kamu Ar, kau khianati hubungan special selama 4 tahun ini..??”.
“Iya, Luh, itu dia masalahnya, malam itu juga Shinta memutuskan berakhirnya hubungan kami”, bodohnya aku telah menyakitinya, menduakannya, menodai ketulusannya”, “aku tak tahu harus berbuat apa, aku menyesali ini semua, aku khilaf”. Jawabku dengan nada penuh penyesalan.
“Sudahlah Ar, hanya satu saranku, temuilah dia, mintalah maaf padanya, aku yakin dia pun masih menyayangimu”. Kata Galuh
Dengan penuh semangat dan rasa percaya diri, serta sayang dan cintaku pada Shinta, aku bertekat untuk menemuinya besok dan aku akan meminta maaf padanya.
Dan akhirnya malam ini juga kuberanikan diri untuk mengirimkan pesan padanya.
“Hi Shinta, lagi apa ???
Besok pagi ku tunggu di balkon kampus
Tepat jam 8 pagi..! Ku tunggu ya..!!”
Tak ada lima menit hape ku berdering, ternyata Shinta membalas pesan singkat ku.
“Ok, sampai besok ya..!!”
Sedikit lega hatiku, ternyata dia mau menemuiku.

Tepat pukul 07.58 pagi, aku tiba di kampus, seperti hari-hari biasanya hujan lebih awal menyambut pagi yang mendung ini.
Ku percepat langkahku menuju balkon kampus, telah terlihat seorang gadis dengan switter pink, “pasti itu Shinta” dalam hati ku berkata.
“ Hi, Shin..”, “maaf ya, aku telat” sapa ku padanya dengan nafas tersengal-sengal.
“Gag papa kok, aku juga baru datang” jawabnya dengan lembut.
Kelembutan suasana inilah bagai kehangatan di tubuhku yang dingin ini.
“ Ehmmm... ada apa ya, kok ngajak ketemuan di balkon pagi-pagi gini..?” tanya Shinta.
“A..a..a..aku mmmau minta maaf Shin”. “ aku emang salah tapi aku bisa jelasin semua ini, aku mohon Shin, beri aku kesempatan untuk jelasin ini semua”. Kata ku seraya terbata-bata.
“Hahahaha, Arjuna, apalagi yang mau kamu jelasin, udahlah semuanya udah jelas, ok!! Dan aku gag pernah marah ma kamu, Ok..!”
“Tapi, Shin kamu perlu tahu, aku dijebak, Chyndi itu hanya manfaatin aku, dia gag bener-bener sayang ma aku, pleeassee Shinta jangn tinggalin aku..! dengan wajah memelas ku pandangi wajah cantiknya.
Tiba-tiba Shinta lari kebawah balkon dia berdiri dibawah ribuan air hujan yang datang ke bumi, tanpa pikir panjang akupun lari mengikutinya.
“Arjun, asal kamu tahu, aku disini sangat menyayangimu, aku juga tak ingin berpisah darimu..” Kata Shinta.
Dan hanya ada satu kalimat dari mulut ini,
“Maafkan aku, Shinta..!”
“Baiklah, sekarang jika dalam waktu 5 menit hujan ini berhenti dan muncul mentari muncul, bearti aku telah memaafkanmu dan kita akan bersama lagi untuk selamanya tapi bila dalam waktu 5 menit hujan tak kunjung redah, maafkan aku karena kita tak bisa bersama lagi” Kata Shinta pada ku
Sungguh tidak mungkin dihujan yang sederas ini mengharapkan kedatangan sang mentari tapi dengan perasaan yang tak karu-karuan aku menjawab
“ok, Shinta”
Aku pun menutup mata ini, tak sanggup rasanya aku harus menerima kenyataan aku harus berpisah dengannya. Dalam hati aku berdoa mengharapkan sebuah keajaiban akan hadirnya sang mentari.
Tiba-tiba..
“Aku sayang kamu, kita akan selalu bersama”
Aku pun terhenyak, aku mengenal suara bisikan itu, suara yang begitu lembut, suara itu adalah milik Shinta. Maka segera ku buka mata ini dan aku sangat terkejut, sinar mentari telah hadir menyapaku, dan tak setetes pun aku merasakan tetesan air hujan. Tanpa menunggu lagi aku langsung memeluknya,
“Maafkan aku Chayank, aku sayang banget ma kamu” kata ku.
“Kau adalah mentari ku, Shinta. Tanpamu aku tak pernah merasakan kecerahan dan kehangatan.
Terima kasih Tuhan, telah menyatukan cinta kita kembali.
 

cerita ini berdasarkan kisah nyata lho. antara aku dan dia... baca ya.....
Mentari Ku

Cuaca begitu gelap di pagi ini, padahal waktu telah menunjukan pukul 09.00 pagi. Rintik-rintik hujan pun mulai turun membasahi bumi ini, seakan-akan alam pun tahu begitu gelapnya hati ini dan selalu di hujani oleh air mata penyesalan dan kehancuran.
Kuraih bingkai dengan ukuran foto 2R itu, disana terlihat indahnya mentari pagi yang menyambut senyum indah dibibir mungilnya. Dia memang sangat cantik. Bodohnya aku yang tidak dapat menjaga hatinya.
“tok...tok...tok...” suara ketukan itu membuyarkan lamunan ku. “ Juna bangun dong, dah siang nih, mau ke kampus gak sih..?”, Terdengar suara Galuh dari luar kamar ku, Galuh adalah sahabat ku dan juga Shinta adalah mantan kekasih ku.
Dengan langkah lunglai ku letakkan kembali foto Shinta dan mengambil tas ku untuk pergi ke kampus.
Sesampai di kampus, hati ku sangat teriris, perih seakan tak ada arti lagi, ku punya hati tidak pantas rasanya diri ini. Ku melihat Shinta dengan senyum sederhananya, dan dia menyapaku. “masih pantaskah aku, kau sapa..?” tanyaku dalam hati, setelah begitu teganya aku menyakiti hati mu, menodai ketulusan, sayang dan cinta mu kepada ku.
“Eh, Bro...what happen..?”
“ayolah itu dia, please kejar Shinta..!” Perintah Galuh seraya menepuk pundak ku.
“Luh, aku rasa kamu tahu, itu sudah tidak mungkin banget..! ”
“Aku ini cowok naif, cowo egois, cowok jahat..”
“ Aku bukan orang yang pantas buat gadis berhati tulus sepertinya” Kata ku pada Galuh.
Galuh memang sahabat terbaik ku, dia selalu ingin orang-orang disekitarnya dapat bersikap optimis dan jangan pernah menyerah.
“ Jun....Kita ini hanya manusia biasa yang tidak lepas dari kesalahan, so please....temui dia sampaikan rasa maaf mu, ungkapkan rasa sayangmu”
“ Kau perlu tahu, tidak semuda membalikan telapak tangan untuk dia melupakan kebahagiaan hubungan kalian, Ok..! Semangat...”
Kata-kata Galuh seakan membangkitkan ku dari keterpurukan yang sangat mendalam.
Malam pun tiba jam menunjukan pukul 07.00 p.m, perasaan ku semakin gundah tidak beraturan, malam ini aku berniat untuk menemui Shinta, aku ingin meminta maaf dan menjelaskan semuanya. Tapi, entah bagaimana aku semakin kehilangan rasa percaya diri ku, setelah mengingat begitu teganya aku menyakitinya, menyakiti ketulusan hatinya hanya keegoisan dan....
“Braaak” tiba-tiba pintu kamar ku terbuka, ku dapati Galuh berdiri dengan rapinya. “Mau kemana kamu..?” Sapa ku padanya,
“Tumben rapi banget”.
“Ayolah Bro, malam minggu gitu, jalan yuk,... Banyak cewek cantik diluar sana..! Kata Galuh
“Bagi aku hanya Shinta cewek terbaik di dunia ini,Ok!” kata ku seraya menutupi kepalaku dengan bantal, pengat rasanya mendengar ocehan Galuh.
“Well...well...well, terserah deh yang jelas, aku dah ngajak kamu, bye bye!” Kata Galuh seiring dengan kepergian langkanya.
Minggu pagi yang...lagi-lagi aku dikecewakan dengan mendungnya langit, dimana langit biru tak dapat aku temui lagi. Semakin sakit rasanya hati ini seakan dunia pun mengutuk ku atas kesalahan ku.
“Parapapam...parapapam...parapapam...” HP ku berdering menandakanadanya sebuah pesan masuk, ku raih HP ku dan dengan mata berbinar-binar ku temui sebuah nama “Shinta” dia mengirimkan pesan singkat untuk ku.
“hai, jangan lupa makan ya...!
Keep smile always J
“Galllluuuhhh........” teriak ku dengan bahagia.
“Ayo bangun, ayo cepat buka mata kamu, kamu harus baca ini”
“Apaan sih, ganggu aja..!” kata Galuh seraya menarik HP ku
“Hello..hanya pesan singkat gini saja.. repot...”
“Udah ahh, ngantuk ini..” kata Galuh.
Denagn langkah bahagia ku tinggalkan Galuh dan menuju kamar ku “Akhirnya, aku tahu pasti dia masih care ma aku”, kata ku dalam hati.
Hari sudah mulai gelap, seperti malam-malam biasanya, aku hanya bisa memandangi sosok manis Shinta yang bertengger di layar kaca laptop ku.
“Eh, Ar...kamu kenapa sih, akhir-akhir ini kayak gak semangat hidup gini..?, Cerita dong..!” kata Galuh yang tiba-tiba muncul di pintu kamar ku.
“ngagetin aja kamu..!” jawabku.
“Sebenarnya masalah mu ma Shinta apaan sih..? kok sampai hubungan kalian seperti ini..?” Tanya Galuh dengan seribu tatapan ingin tahunya.
“huufftt”, dengan nafas berat ku coba untuk menceritakan kembali kejadian dimalam itu, ditengah keramaian balai kota.
“Ini bermula saat malam itu, aku sedang dinner bareng dia, tiba-tiba HP ku berdering dan Shinta dengan gesit merampasnya dari tangan ku, dan ternyata itu pesan dari Cindhy”.
“Siapa Chindy..?” tanya Galuh memotong cerita ku.
“Chindy adalah seorang gadis SMA dan dia juga adalah pacar aku” jawabku lirih dan perih rasanya hati ini.
“Apaaaa..??” teriak Galuh tiba-tiba.
“Tega-teganya kamu Ar, kau khianati hubungan special selama 4 tahun ini..??”.
“Iya, Luh, itu dia masalahnya, malam itu juga Shinta memutuskan berakhirnya hubungan kami”, bodohnya aku telah menyakitinya, menduakannya, menodai ketulusannya”, “aku tak tahu harus berbuat apa, aku menyesali ini semua, aku khilaf”. Jawabku dengan nada penuh penyesalan.
“Sudahlah Ar, hanya satu saranku, temuilah dia, mintalah maaf padanya, aku yakin dia pun masih menyayangimu”. Kata Galuh
Dengan penuh semangat dan rasa percaya diri, serta sayang dan cintaku pada Shinta, aku bertekat untuk menemuinya besok dan aku akan meminta maaf padanya.
Dan akhirnya malam ini juga kuberanikan diri untuk mengirimkan pesan padanya.
“Hi Shinta, lagi apa ???
Besok pagi ku tunggu di balkon kampus
Tepat jam 8 pagi..! Ku tunggu ya..!!”
Tak ada lima menit hape ku berdering, ternyata Shinta membalas pesan singkat ku.
“Ok, sampai besok ya..!!”
Sedikit lega hatiku, ternyata dia mau menemuiku.

Tepat pukul 07.58 pagi, aku tiba di kampus, seperti hari-hari biasanya hujan lebih awal menyambut pagi yang mendung ini.
Ku percepat langkahku menuju balkon kampus, telah terlihat seorang gadis dengan switter pink, “pasti itu Shinta” dalam hati ku berkata.
“ Hi, Shin..”, “maaf ya, aku telat” sapa ku padanya dengan nafas tersengal-sengal.
“Gag papa kok, aku juga baru datang” jawabnya dengan lembut.
Kelembutan suasana inilah bagai kehangatan di tubuhku yang dingin ini.
“ Ehmmm... ada apa ya, kok ngajak ketemuan di balkon pagi-pagi gini..?” tanya Shinta.
“A..a..a..aku mmmau minta maaf Shin”. “ aku emang salah tapi aku bisa jelasin semua ini, aku mohon Shin, beri aku kesempatan untuk jelasin ini semua”. Kata ku seraya terbata-bata.
“Hahahaha, Arjuna, apalagi yang mau kamu jelasin, udahlah semuanya udah jelas, ok!! Dan aku gag pernah marah ma kamu, Ok..!”
“Tapi, Shin kamu perlu tahu, aku dijebak, Chyndi itu hanya manfaatin aku, dia gag bener-bener sayang ma aku, pleeassee Shinta jangn tinggalin aku..! dengan wajah memelas ku pandangi wajah cantiknya.
Tiba-tiba Shinta lari kebawah balkon dia berdiri dibawah ribuan air hujan yang datang ke bumi, tanpa pikir panjang akupun lari mengikutinya.
“Arjun, asal kamu tahu, aku disini sangat menyayangimu, aku juga tak ingin berpisah darimu..” Kata Shinta.
Dan hanya ada satu kalimat dari mulut ini,
“Maafkan aku, Shinta..!”
“Baiklah, sekarang jika dalam waktu 5 menit hujan ini berhenti dan muncul mentari muncul, bearti aku telah memaafkanmu dan kita akan bersama lagi untuk selamanya tapi bila dalam waktu 5 menit hujan tak kunjung redah, maafkan aku karena kita tak bisa bersama lagi” Kata Shinta pada ku
Sungguh tidak mungkin dihujan yang sederas ini mengharapkan kedatangan sang mentari tapi dengan perasaan yang tak karu-karuan aku menjawab
“ok, Shinta”
Aku pun menutup mata ini, tak sanggup rasanya aku harus menerima kenyataan aku harus berpisah dengannya. Dalam hati aku berdoa mengharapkan sebuah keajaiban akan hadirnya sang mentari.
Tiba-tiba..
“Aku sayang kamu, kita akan selalu bersama”
Aku pun terhenyak, aku mengenal suara bisikan itu, suara yang begitu lembut, suara itu adalah milik Shinta. Maka segera ku buka mata ini dan aku sangat terkejut, sinar mentari telah hadir menyapaku, dan tak setetes pun aku merasakan tetesan air hujan. Tanpa menunggu lagi aku langsung memeluknya,
“Maafkan aku Chayank, aku sayang banget ma kamu” kata ku.
“Kau adalah mentari ku, Shinta. Tanpamu aku tak pernah merasakan kecerahan dan kehangatan.
Terima kasih Tuhan, telah menyatukan cinta kita kembali.
 

No comments:

Post a Comment